IMT Menurut WHO

Diposting pada

Pendahuluan

Salam, Sobat Rspatriaikkt!

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan dan menjalani gaya hidup yang sehat, indeks massa tubuh atau IMT menjadi salah satu parameter yang sering digunakan untuk mengevaluasi apakah seseorang memiliki berat badan yang sehat atau tidak. WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia merupakan salah satu lembaga yang memiliki standar dan kriteria dalam menentukan IMT ideal bagi setiap individu.

Artikel kali ini akan membahas segala hal yang perlu kamu ketahui tentang IMT menurut WHO. Mulai dari pengertian IMT, kelebihan dan kekurangan pemakaian IMT, hingga informasi lebih detail mengenai penggunaannya dalam menilai berat badan. Yuk, simak penjelasan selengkapnya!

Pengertian IMT

Sebelum membahas lebih jauh tentang IMT menurut WHO, penting untuk memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan IMT. Indeks Massa Tubuh atau IMT adalah ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi apakah seseorang memiliki berat badan yang sehat atau tidak. IMT dihitung berdasarkan perbandingan antara berat badan dan tinggi badan seseorang.

Penggunaan IMT sebagai alat pengukur kesehatan berbasis berat badan dan tinggi badan ini memungkinkan kita untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang kategori berat badan seseorang, apakah kurus, normal, kelebihan berat badan, atau obesitas. Dengan menentukan IMT kita dapat memahami apakah berat badan seseorang adalah dalam batas normal atau memiliki risiko terhadap penyakit yang berhubungan dengan berat badan seperti diabetes, penyakit jantung, dan sebagainya.

Kelebihan IMT Menurut WHO

Pemakaian IMT menurut WHO memiliki sejumlah kelebihan yang membuatnya menjadi salah satu standar yang dapat diandalkan dalam menentukan berat badan ideal. Berikut adalah beberapa kelebihan penggunaan IMT menurut WHO:

  1. Simpe – Penggunaan IMT relatif sederhana dan mudah dilakukan. Cukup dengan mengevaluasi berat badan dan tinggi badan seseorang, kita dapat langsung menentukan IMT-nya.
  2. Global Standar – Standar IMT yang ditetapkan oleh WHO digunakan secara global. Hal ini memudahkan dalam penilaian karena keseragaman penggunaan standar yang sama di berbagai negara.
  3. Memperhatikan Tekanan – Dalam penggunaan IMT, tidak hanya memperhatikan berat badan, tetapi juga tinggi badan. Hal ini penting untuk menghindari adanya tekanan berlebih pada tubuh akibat berat badan yang tidak sesuai dengan tinggi badan.
  4. Mudah Dikuantifikasi – IMT memiliki angka-angka yang dapat diukur secara numerik. Dengan demikian, hasil pengukuran IMT dapat memberikan gambaran yang jelas seputar kategori berat badan seseorang, apakah normal, underweight, overweight, atau obesitas.
  5. Menyediakan Informasi Lebih – Dengan menentukan IMT, kita juga dapat memperoleh informasi tambahan seputar risiko kesehatan yang mungkin terkait dengan berat badan seseorang. Misalnya, individu dengan IMT obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit jantung atau diabetes.
  6. Motivasi untuk Perubahan – Mengetahui IMT seseorang yang berada di luar kategori berat badan yang ideal dapat membantu dalam memberikan motivasi untuk melakukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat.
  7. Referensi untuk Layanan Kesehatan – Dalam bidang kesehatan, IMT juga digunakan sebagai salah satu parameter untuk menentukan langkah terapi atau intervensi yang dibutuhkan bagi seseorang dalam mencapai berat badan yang lebih sehat.

Kekurangan IMT Menurut WHO

Meskipun memiliki sejumlah kelebihan, penggunaan IMT menurut WHO juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa kelemahan penggunaan IMT:

  1. Tidak Akurat untuk Semua Individu – Karena IMT hanya menggunakan pengukuran berat badan dan tinggi badan, tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti komposisi tubuh, IMT hanya memberikan gambaran yang umum dan belum bisa digunakan secara akurat untuk semua individu. Misalnya, seseorang yang memiliki massa otot yang tinggi akan memiliki IMT yang lebih tinggi meskipun tidak memiliki berat badan berlebih.
  2. Tidak Memperhatikan Distribusi Lemak – IMT tidak mempertimbangkan letak penyebaran lemak dalam tubuh seseorang. Hal ini penting karena lemak yang terkonsentrasi di sekitar perut memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit jantung dibandingkan lemak di daerah lain.
  3. Tidak Memperhitungkan Bentuk Tubuh – Setiap individu memiliki bentuk tubuh yang berbeda-beda. IMT tidak mempertimbangkan perbedaan ini dan cenderung melihat berat badan secara keseluruhan. Sehingga, tidak cocok untuk individu dengan bentuk tubuh yang berbeda seperti atlet atau orang yang bertubuh kecil.
  4. Tidak Memperhitungkan Faktor Usia dan Jenis Kelamin – IMT hanya menggunakan satu formula penghitungan untuk semua individu, tanpa memperhitungkan faktor usia dan jenis kelamin. Padahal, perubahan komposisi tubuh seiring bertambahnya usia dan perbedaan struktur otot antara laki-laki dan perempuan bisa memengaruhi hasil IMT.
  5. Penilaian yang Sederhana – Meskipun mudah digunakan, IMT hanya memberikan pandangan yang sederhana tentang berat badan seseorang dan tidak bisa memberikan informasi lebih detil seperti komposisi tubuh seseorang.
  6. Potensi Penunjuk Salah dalam Populasi Tertentu – Terdapat kemungkinan IMT tidak memberikan hasil yang akurat pada populasi tertentu seperti orang hamil, anak-anak, atau orang dengan masalah kesehatan tertentu.
  7. Mungkin Menjadikan Angka Sebagai Patokan Utama – Penggunaan IMT secara berlebihan atau dijadikan patokan utama oleh individu dapat menyebabkan obsesi terhadap angka berat badan dan berpotensi menimbulkan masalah mental seperti gangguan makan.

Tabel IMT Menurut WHO

Kategori Berat Badan IMT
Kurus Di bawah 18.5
Normal 18.5 – 24.9
Kelebihan Berat Badan 25.0 – 29.9
Obesitas Kelas 1 30.0 – 34.9
Obesitas Kelas 2 35.0 – 39.9
Obesitas Kelas 3 40.0 atau lebih

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

  1. Apakah IMT merupakan satu-satunya parameter yang digunakan untuk menilai kesehatan berat badan?
  2. Tidak, IMT hanyalah salah satu parameter yang digunakan. Terdapat parameter lain seperti lingkar pinggang dan pengukuran persentase lemak dalam tubuh.

  3. Berapa kali sebaiknya pengukuran IMT dilakukan?
  4. Untuk kebanyakan orang, pengukuran IMT dapat dilakukan sekali dalam setahun atau saat ada tanda-tanda perubahan berat badan yang signifikan.

  5. Bagaimana cara menghitung IMT?
  6. IMT dapat dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. Rumusnya adalah IMT = berat badan (kg) / (tinggi badan (m))^2.

  7. Apakah IMT dapat menentukan tingkat metabolisme seseorang?
  8. Tidak, IMT tidak dapat menentukan tingkat metabolisme seseorang. Tingkat metabolisme dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas fisik.

  9. Apakah IMT sama pentingnya bagi pria dan wanita?
  10. IMT memiliki pengukuran yang sama untuk pria dan wanita, namun ada perbedaan dalam tingkat lemak tubuh yang dianggap sehat antara kedua jenis kelamin.

  11. Apakah IMT berlaku untuk semua kelompok usia?
  12. Berkaitan dengan pertumbuhan pada anak-anak, penggunaan IMT dapat berbeda. Oleh karena itu, untuk kelompok usia muda, IMT harus dievaluasi dengan menggunakan daftar pertumbuhan khusus.

  13. Apakah IMT berlaku untuk semua jenis kelamin?
  14. IMT berlaku untuk pria dan wanita dewasa. Namun, perempuan biasanya memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi daripada pria dengan IMT yang sama.

Kesimpulan

Setelah memahami segala hal tentang IMT menurut WHO, penting bagi kita untuk mengaplikasikan pengetahuan ini dalam menjaga kesehatan dan gaya hidup yang sehat. IMT dapat menjadi salah satu patokan untuk mengetahui apakah berat badan kita ideal atau tidak, namun perlu diingat bahwa IMT tidaklah satu-satunya penentu kesehatan. Hal ini karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kondisi tubuh yang berbeda-beda.

Untuk menjaga kesehatan, selain mengamati IMT, penting juga untuk memperhatikan pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan menjaga keseimbangan tubuh secara menyeluruh. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika memiliki masalah berat badan yang memengaruhi kesejahteraan kita.

Dengan mengetahui dan memahami IMT menurut WHO, kita dapat lebih bijak dalam mengambil keputusan terkait berat badan dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Jadi, yuk mulai hidup sehat dan jaga IMT dengan baik!

Kata Penutup

Semua informasi yang terdapat dalam artikel ini disampaikan sebaik mungkin berdasarkan penelitian dan standar yang berlaku. Namun, setiap individu memiliki perbedaan, oleh karena itu jika kamu memiliki masalah kesehatan terkait berat badan atau ingin mengetahui lebih lanjut tentang IMT, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan yang berkompeten. Artikel ini tidak bertujuan untuk menggantikan saran medis yang tepat.

Sumber:
https://www.who.int/health-topics/obesity#tab=tab_1